jika hatimu kelabu, langitkanlah doa padaNya, sebanyak-banyaknya, iringi dengan jerita paksaan dari lubuk terdalam, Dia Maha mengetahui sebesar apa kesungguhanmu...
maka Allah akan membumikan jawaban halusNya kepadamu, meniupkan hawa sejuk berwarna putih cerah ke dalam hatimu hingga bintik-bintik hitam pekat yang membuat hatimu kelabu itu beringsut meninggalkan hati yang telah mencerap cahaya menyilaukan...
كن عالما أو متعلما أو مستمعا أو محبا و لا تكن خامسا فتهلك :: من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا إلى الجنة (رواه مسلم) :: العلم صيد و الكتابة قيده، قيد صيودك بالحبال الواثق
Friday, December 28, 2012
ku ajak kamu (setidaknya memiliki kemungkinan) untuk memasuki Surga
Ya, memang, Tuhan kita mungkin sama, seperti apa yang diwacanakan oleh para pluralis: berjalan menuju titik yang sama.
Tapi tidakkah kamu ingin ta'at terhadapNya? Dia berwasiat terhadapmu melalui Nabi dan kitab suci mu* untuk mengikuti petunjuk terakhir yang Allah titipkan kepada Muhammad (alQuran, yang keasliannya dijamin langsung olehNya), Dia telah mengalihkan titahNya dari beriman kepada Nabi-Nabi kaum kalian kepada nabi terakhir nabi seluruh ummat, ini berlaku sejak Allah mengutus Muhammad, Nabi dan Rasul terakhir.
Apa yang menghalangimu untuk berserah diri untuk menerima petunjuk baru itu? kebodohanmu terhadap sejarahkah? atau egomu? Bukankah ego adalah kebodohan yang paling bodoh? yang mampu menutupi hatimu pekat? Ego adalah berhasilnya syetan menutup hatimu dari masuknya cahaya, dari taat kepada nabi dan juga kitabnya.
Jika bergitu, berarti sebetulnya kamu bukan taat kepada nabi dan kitabnya, juga bukan kepada Tuhanmu yang telah berwasiat melalui keduanya. kamu, juga bukan berjuang atas nama agamamu namun atas nama syetan yang membisikimu, sebab agamamu mewasiatkan untuk taat kepada nabimu.
itu berarti: berserah diri (memeluk Islam)
________________
*the original hollybook
Tapi tidakkah kamu ingin ta'at terhadapNya? Dia berwasiat terhadapmu melalui Nabi dan kitab suci mu* untuk mengikuti petunjuk terakhir yang Allah titipkan kepada Muhammad (alQuran, yang keasliannya dijamin langsung olehNya), Dia telah mengalihkan titahNya dari beriman kepada Nabi-Nabi kaum kalian kepada nabi terakhir nabi seluruh ummat, ini berlaku sejak Allah mengutus Muhammad, Nabi dan Rasul terakhir.
Apa yang menghalangimu untuk berserah diri untuk menerima petunjuk baru itu? kebodohanmu terhadap sejarahkah? atau egomu? Bukankah ego adalah kebodohan yang paling bodoh? yang mampu menutupi hatimu pekat? Ego adalah berhasilnya syetan menutup hatimu dari masuknya cahaya, dari taat kepada nabi dan juga kitabnya.
Jika bergitu, berarti sebetulnya kamu bukan taat kepada nabi dan kitabnya, juga bukan kepada Tuhanmu yang telah berwasiat melalui keduanya. kamu, juga bukan berjuang atas nama agamamu namun atas nama syetan yang membisikimu, sebab agamamu mewasiatkan untuk taat kepada nabimu.
itu berarti: berserah diri (memeluk Islam)
________________
*the original hollybook
Allah, Energi
Realitas ini...
terdiri dari partikel-partikel dengan sifat-sifat khas yang Allah beri. Partikel-partikel berlainan sifat tersebut kemudian Allah satukan dengan komposisi dan takaran tertentu, hingga jadilah kita bisa mengindera realitas ini dengan bentuk, tekstur, dan warna yang berbeda.
air, udara, tanah...
makhluk hidup ataupun mati...
Energi itulah Allah, atau yang asalnya dari Allah. DariNya segala sesuatu berhulu, bahkan 'sesuatu' itu sendiri. PadaNya segala sesuatu bermuara.
Energi-energi dan kekuatan lain hanyalah semu, atau hanya setitik debu titipan dari Yang Maha memiliki energi, yang dengan mudah dapat Dia ambil kembali...
manusia tak patut berbangga diri...
terdiri dari partikel-partikel dengan sifat-sifat khas yang Allah beri. Partikel-partikel berlainan sifat tersebut kemudian Allah satukan dengan komposisi dan takaran tertentu, hingga jadilah kita bisa mengindera realitas ini dengan bentuk, tekstur, dan warna yang berbeda.
air, udara, tanah...
makhluk hidup ataupun mati...
Energi itulah Allah, atau yang asalnya dari Allah. DariNya segala sesuatu berhulu, bahkan 'sesuatu' itu sendiri. PadaNya segala sesuatu bermuara.
Energi-energi dan kekuatan lain hanyalah semu, atau hanya setitik debu titipan dari Yang Maha memiliki energi, yang dengan mudah dapat Dia ambil kembali...
manusia tak patut berbangga diri...
kategori tulisan:
on my mind
Lokasi:
Bandung, Indonesia
Thursday, December 27, 2012
siapa yang benar? saya atau mereka?
ada pertanyaan dari seseorang yang mungkin sedang kebingungan berkat kontemplasi agak serius setelah mengalami sesuatu di kampusnya. tanyanya, "teh sebenarnya pandangan orang lain ke kita atau pandangan kita ke diri sendiri ,, mana yang lebih mendekati benar?"
jawabku:
"kalau
ditanya: orang lain-kah atau diri kita sendiri? jawabannya tentu diri kita
sendiri, sebab 'maqaashidullafzhi alaa niyyati llaafizhi', kita yang
paling tahu maksud diri kita berbuat sesuatu. Walau orang pun akan
menilai kita sebab penilaian orang itu akan menjadi ukuran amal kita dalam
kehidupan sosial. yang jelas kritikan yang orang lain alamatkan kepada kita
tidak lain adalah karena kepedulian akan perubahan menuju keadaan yang lebih baik.
kadang ku juga berfikir 'justru saya bingung dengan diri sendiri', tak
mengenali diri sendiri. Saat itu kita menyadari bahwa yang paling tahu
tentang diri kita adalah Allah. Sebab memang pada hakikatnya seperti itu.
yang jelas, tugas kita sekarang adalah berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan kualitas diri di hadapanNya, itulah sebaik2 manusia di hadapan Allah, tak peduli apa kata manusia.
yang jelas, tugas kita sekarang adalah berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan kualitas diri di hadapanNya, itulah sebaik2 manusia di hadapan Allah, tak peduli apa kata manusia.
sebab lagi-lagi
ukuran kebenaran itu adalah kitabullah dan sunnah Rasulullah, bukan
manusia. sangat picik bila manusia yang lemah dan serba terbatas
dijadikan ukuran kebenaran..."
Novel Muhammad-nya Tasaro GK, mengaburkan pandangan
menarik!! melaui dwilogi novelnya "Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan & Para Pengeja Hujan", Tasaro mengajak
pembaca menjelajah alam imperium megah Persia belasan abad silam (di
belahan dunia lain saat Allah mengutus seorang Rasul terakhir 'Muhammad'
di tanah tandus Arab: tandus atmosfernya, tandus moralitasnya` pada
waktu yang sama), menyusuri tiap sudutnya melalui berbagai detil yang
sangat menakjubkan: Karya-karya megah
nan modern (pada zamannya) rancangan seorang arsitektur perempuan muda
Atusa; gadis-gadis cantik bermata hijau Madain yang dibalut
dalam busana mewah berwarna mencolok namun anggun; Fesenjun kampung kaya
rempah penggugah selera yang dimasak penuh perasaan oleh Putri
Turandokht (Putri mantan penguasa Persia Khosrou II); detil ritus
Zarathustra dan keimanan terhadap Ahuramazda yang ditampilkan sebagian
orang Persia yang ingin mengembalikan kemurnian ajarannya; tak lupa
seorang sarjana pilihan istana Sang Pemindai Surga: Kashva yang memiliki
misi yang sama, melakukan pencarian yang melelahkan dan berdarah-darah
demi menemukan sosok nabi terakhir yang diramalkan oleh semua kitab
suci, yang akan menerangi alam dunia dengan cahayanya sehingga enyah
semua kegelapan...
Muhammad, Maitreya, Astvat-Ereta, Himada, Sang Penggenggam Hujan..
andai imajinasi saya saat membaca novel ini difilmkan, akan menjadi film berkelas dengan biaya produksi yang mahal... :)
novel ini cukup menunjukkan keluasan wawasan penulisnya walau saya tak yakin dengan beberapa bagiannya, yang sadar atau tidak (terutama pada korespondensi antara Kashva dan Elyas, sebuah surat balasan Elyas kepada Kashva pada buku pertama) terdapat kampanye pluralisme yang mengaburkan kebenaran mutlak yang dimiliki agama.
Muhammad, Maitreya, Astvat-Ereta, Himada, Sang Penggenggam Hujan..
andai imajinasi saya saat membaca novel ini difilmkan, akan menjadi film berkelas dengan biaya produksi yang mahal... :)
novel ini cukup menunjukkan keluasan wawasan penulisnya walau saya tak yakin dengan beberapa bagiannya, yang sadar atau tidak (terutama pada korespondensi antara Kashva dan Elyas, sebuah surat balasan Elyas kepada Kashva pada buku pertama) terdapat kampanye pluralisme yang mengaburkan kebenaran mutlak yang dimiliki agama.
Friday, December 21, 2012
Struktural feat Fungsional (belum selesai)
Hima-Himi Persis Unpad (kini) memang bukan organisasi yang ada karena dibutuhkan keberadaannya, tapi merupakan organisasi yang diwariskan dari generasi-generasi sebelumnya. kaderisasi yang gagal membuat idealisme para founding fathers tak terwariskan, hanya nama dan sistem yang tercatat dalam nizham-nizham / qanun-qanun yang diamandemen. padahal unsur terpenting yang mesti diwariskan yaitu esensi dan idealisme perjuangan yang akan melekat dalam diri setiap individu yang bergabung didalamnya, sayangnya yang demikian adalah nihil untuk saat ini. mungkin ada yang menyimpan idealisme semacam itu, penulis tidak bermaksud menjeneralisasi, tetapi 'ada'nya pun bukan hasil dari kaderisasi yang disistematisasikan tadi, ia 'ada' hanya pada orang-orang yang memilih Persis sebagai wasilah, serta ia menemukan sendiri esensi tersebut untuk memperbaiki kerusakan sistem yang ada.
suatu jam'iyyah (organisasi) seyogianya menjadi tempat untuk mengorganisasi amal-amal dalam rangka mencapai tujuan bersama. namun lain halnya kini di Unpad, Unpad seperti memiliki dualisme organ: organ struktural dan organ fungsional. struktural mengikut sistem yang ada yang dibuat para pimpinan-pimpinan di level yang lebih tinggi, sementara fungsional menjalankan fungsi-fungsi esensi atas dasar idealisme
suatu jam'iyyah (organisasi) seyogianya menjadi tempat untuk mengorganisasi amal-amal dalam rangka mencapai tujuan bersama. namun lain halnya kini di Unpad, Unpad seperti memiliki dualisme organ: organ struktural dan organ fungsional. struktural mengikut sistem yang ada yang dibuat para pimpinan-pimpinan di level yang lebih tinggi, sementara fungsional menjalankan fungsi-fungsi esensi atas dasar idealisme
Sunday, November 4, 2012
Muslim itu Manusia Kelas Atas
Muslim itu harus high quality. Keimanan yang muncul dari
pemahaman atas haqiqat realitas baik yang ditangkapnya melalui penerawangan
terhadap ayat-ayat kauniy maupun ayat-ayat qauliy merupakan kesadaran dalam
arti “Hidayah” yang teramat mahal harganya, tak semua insan memeroleh kesadaran
tersebut.
Melaui pemahaman akan realitas,
seorang insan akan menemukan Eksistensi yang Maha Eksis di baliknya.
Ketundukkan terhadap Entitas Yang Paling Riil dan Pling Eksis tersebut adalah
bentuk penyerahan diri (Islamnya) seorang ‘aaqil yang haqiqi. Iman adalah wujud
dari ‘aqal yang telah mencapai puncak
kesempurnaan pendayagunaannya, karenanya manusia menempati kelas tertinggi di
atas segenap makhluqNya yang lain.
Mu`min itu kayyis, ia senantiasa
berorientasi akhirat dalam segala situasi dan kondisi. Hatinya senantiasa
tertambat kepadaNya, hanya tunduk, takut, dan menyerahkan segala urusan
kepadaNya.
Jadilah Insan unggulan itu, dialah
mu`min yang senantiasa berada di ‘puncak’ di atas yang bukan mu`min dalam
segala situasi dan kondisi. Karena mu`min itu manusia kelas atas.
Muslim itu harus high quality
Muslim itu harus high quality. Keimanan yang muncul dari
pemahaman atas haqiqat realitas baik yang ditangkapnya melalui penerawangan
terhadap ayat-ayat kauniy maupun ayat-ayat qauliy merupakan kesadaran dalam
arti “Hidayah” yang teramat mahal harganya, tak semua insan memeroleh kesadaran
tersebut.
Melaui pemahaman akan realitas,
seorang insan akan menemukan Eksistensi yang Maha Eksis di baliknya.
Ketundukkan terhadap Entitas Yang Paling Riil dan Pling Eksis tersebut adalah
bentuk penyerahan diri (Islamnya) seorang ‘aaqil yang haqiqi. Iman adalah wujud
dari ‘aqal yang telah mencapai puncak
kesempurnaan pendayagunaannya, karenanya manusia menempati kelas tertinggi di
atas segenap makhluqNya yang lain.
Mu`min itu kayyis, ia senantiasa
berorientasi akhirat dalam segala situasi dan kondisi. Hatinya senantiasa
tertambat kepadaNya, hanya tunduk, takut, dan menyerahkan segala urusan
kepadaNya.
Jadilah Insan unggulan itu, dialah
mu`min yang senantiasa berada di ‘puncak’ di atas yang bukan mu`min dalam
segala situasi dan kondisi. Karena mu`min itu manusia kelas atas.
Konsekuensi Iman
Keimanan menuntut konsekuensi
pandangan yang objektif, jujur, proporsional terhadap segala sesuatu.
Pandangan yang subjektif hanya
untuk dan terhadap Allah swt, yaitu keyakinan bahwa kebenaran hanya milikNya
dan dating dariNya. Sementara manusia adalah makaanu l-khatha` wa n-nisyaan
(tempat alfa dan lupa) yang mesti mencari kebenaran itu lewat objektivitas
berdasarkan akal yang sehat terhadap kombinasi dari ayat-ayat kauniy dan
ayat-ayat qauliy.
Subjektivitas terhadap Allah serta
objektivitas terhadap makhluqNya membangun pandangan dan cara hidup yang kokoh,
tidak mengenal ketakutan terhadap dunia dan perkara duniawinya.
Itulah mu`min sejati..
Jangan pernah berhenti mencari
kebenaran yang sejati, haqiqi, yang kan
memupuk iman itu semakin kuat membaja tuk beroleh derajat taqwa, akramu n-naasi
‘indallah,,
Semakin MerinduiNya
Ya, memang hanya segelintir orang
yang mampu menyadari bahwa “relitas” itu ada empunyanya.
Kedipan mata, otot-otot mata yang
mengedipkannya, darah yang mengaliri stiap milinya, susunan material yang
membentuk alat perekam canggih bernama bola mata, lalu sisitem saraf yang
rujmit yang koneksinya ke seluruh anatomi tubuh, Sehingga kita mampu
menyaksikan dan mengalami realitas.
Begitulah manusia, alangkah merupakan
ciptaan agung dari Sang Maha Agung, dengan segala rahasia tentangnya yang masih
belum terungkap oleh kemampuan penyelidikan empirisnya sendiri.
Realitas. Atmosfer alam yang dapat
diindera serta atmosfer sosial yang dapat dirasa, betapa merupakan suatu
mahakarya Sang Maha, Allah.
Semakin menyadari segala keagungan
itu, semakin kita ciut dan kerdil di hadapanNya. Maka hanya Dia-lah Allah Yang
pantas menjadi kecenderungan insan di atas segala sesuatu, Dia Yang ketentuan
dan kehendaknya mesti kita realisasikan.
Jangan pernah berhenti menelaah
firmanNya (al-Quran dan as-Sunnah) untuk mengetahui baik-buruknya setiap amal
kita, karena hanya itu cara kita berusaha memahami firman tersebut, agar
“ingin”Nya terealisasi.
Muslim??? jangan cuma "biasa"
12102012
tahukah kamu, katanya seorang
jenius Albert Einstein hanya baru menggunakan 7 persen persen otaknya?
Hal ini menunjukkan bahwa
sebetulnya kita memiliki potensi yang sama luar biasanya untuk didayagunakan.
Sesungguhnya kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan asal kita mau
memulai langkah untuk melakukannya.
Seorang Habibie yang teknokrat
terkemuka dunia, menguasai sedikitnya 3 bahasa asing (yang saya tahu), jpenilis
buku-buku pemikiran, bahkan buku perjalanan hidup beiau bersama istrinya yang
begitu inspiring.
Seorang intelektual muslim M.
Natsir, sekaligus seorang cendekiawan, beliau menguasai 6 bahasa (kalau tidak
salah hitung), penulis kenamaan yang produktif, salah seorang peletak dasar
konsep pendidikan Islam di Indonesia, negarawan ulung, pahlawan nasional, bahkan
ulama terkemuka yang dapat disejajarkan dengan Abul A’la al-Maududi, dan
lain-lain terlebih dalam hal konsep Negara Islam.
Ibnu Khaldun, Imam al-Ghazali, al-Khawarizmi,
Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Qayyim al-Juziyyah, para Imam fiqih, para muhaddits,, serta ulama muslim lainnya
memiliki kompetensi yang lengkap dalam banyak hal. Mereka adalah para faaqih, ‘aalim, hukamaa` (filosof), bahkan syu’araa (pujangga), memiliki keahlian di bidang sains, serta
kompetensi-kompetensi luar biasa lainnya.
Kita masih muda, masih banyak
kesempatan, sangat banyak potensi yang bisa dieksplorasi, tinggal bagaimana
seni kita dalam memenejnya.
bebas berekspresi???
08102012
Entah siapa yang pertama kali
menggagas jargon FIB “Kebebasan berekspresi” yang dikukuhkan dan disebut
berkali-kali dalam launching penggantian nama fakultas dari “Fakultas Sastra”
menjadi “Fakultas Ilmu Budaya” beberapa bulan yang lalu.
Yang jelas sejak itu dalam
pengamatan saya, jargon yang sarat dengan pesan-pesan liberalisme dan humanisme
ini mengantar kita pada situasi yang semakin menyesakkan. Karena jargon ini,
kini misionaris semakin percaya diri memampangkan brosur-brosur ‘dakwah’
mereka. Masih ingat pamflet berisi tulisan “buanglah koruptor pada tempatnya!”
yang ditempel di seluruh mading di lingkungan fakultas bahkan di seluruh tempat
sampah. Dan siapa sangka, al-Islam yang merajai pemasaran bulletin Islam di
kampus Unpad-pun sepertinya ingin mereka saingi.
Tak hanya itu, dampak lain yang
saya rasakan dari munculnya jargon baru tersebut ialah sivitas akademika FIB
baik jurusan barat maupun bukan (mungkin jurusan Sastra Arab yang paling aman)
kini semakin berani menampakkan wajah-wajah budaya mereka yang kental dengan
pemuasan hawa nafsu melalui ekspresi diri dan seni yang tidak mengindahakan
kaidah-kaidah normatif apalagi agama.
Satu lagi, himpunan mahasiswa
Kristen yg dikenal dengan PMK semakin giat dalam usahanya melegalisasi kegiatan
keagamaan mereka di FIB dengan berbagai cara, salah satunya memasukkan delegasi
mereka ke dalam jajaran senator mahasiswa dalam rangka pembuatan RUU kegiatan
kemahasiswaan.
What
should we do guys?????????
Subscribe to:
Posts (Atom)
biarkan terbang
Rabbiy, izinkanlah energi positifMu senantiasa mengalir bersama tiap-tiap sel darah merah dalam tubuhku, melewati setiap milinya sehingga energi itu akan senantiasa mengiringi setiap hela nafas serta serat-serat otot kakiku untuk berlari kencang kemudian terbang mencari cintaMu,,,,