Friday, December 28, 2012

jika hatimu kelabu

jika hatimu kelabu, langitkanlah doa padaNya, sebanyak-banyaknya, iringi dengan jerita paksaan dari lubuk terdalam, Dia Maha mengetahui sebesar apa kesungguhanmu...

maka Allah akan membumikan jawaban halusNya kepadamu, meniupkan hawa sejuk berwarna putih cerah ke dalam hatimu hingga bintik-bintik hitam pekat yang membuat hatimu kelabu itu beringsut meninggalkan hati yang telah mencerap cahaya menyilaukan...

ku ajak kamu (setidaknya memiliki kemungkinan) untuk memasuki Surga

Ya, memang, Tuhan kita mungkin sama, seperti apa yang diwacanakan oleh para pluralis: berjalan menuju titik yang sama.

Tapi tidakkah kamu ingin ta'at terhadapNya? Dia berwasiat terhadapmu melalui Nabi dan kitab suci mu* untuk mengikuti petunjuk terakhir yang Allah titipkan kepada Muhammad (alQuran, yang keasliannya dijamin langsung olehNya), Dia telah mengalihkan titahNya dari beriman kepada Nabi-Nabi kaum kalian kepada nabi terakhir nabi seluruh ummat, ini berlaku sejak Allah mengutus Muhammad, Nabi dan Rasul terakhir.

Apa yang menghalangimu untuk berserah diri untuk menerima petunjuk baru itu? kebodohanmu terhadap sejarahkah? atau egomu? Bukankah ego adalah kebodohan yang paling bodoh? yang mampu menutupi hatimu pekat? Ego adalah berhasilnya syetan menutup hatimu dari masuknya cahaya, dari taat kepada nabi dan juga kitabnya.

Jika bergitu, berarti sebetulnya kamu bukan taat kepada nabi dan kitabnya, juga bukan kepada Tuhanmu yang telah berwasiat melalui keduanya. kamu, juga bukan berjuang atas nama agamamu namun atas nama syetan yang membisikimu, sebab agamamu mewasiatkan untuk taat kepada nabimu.
itu berarti: berserah diri (memeluk Islam)

________________
*the original hollybook

Allah, Energi

Realitas ini...
terdiri dari partikel-partikel dengan sifat-sifat khas yang Allah beri. Partikel-partikel berlainan sifat tersebut kemudian Allah satukan dengan komposisi dan takaran tertentu, hingga jadilah kita bisa mengindera realitas ini dengan bentuk, tekstur, dan warna yang berbeda.

air, udara, tanah...
makhluk hidup ataupun mati...
Energi itulah Allah, atau yang asalnya dari Allah. DariNya segala sesuatu berhulu, bahkan 'sesuatu' itu sendiri. PadaNya segala sesuatu bermuara.

Energi-energi dan kekuatan lain hanyalah semu, atau hanya setitik debu titipan dari Yang Maha memiliki energi, yang dengan mudah dapat Dia ambil kembali...

manusia tak patut berbangga diri...

Thursday, December 27, 2012

siapa yang benar? saya atau mereka?

ada pertanyaan dari seseorang yang mungkin sedang kebingungan berkat kontemplasi agak serius setelah mengalami sesuatu di kampusnya. tanyanya, "teh sebenarnya pandangan orang lain ke kita atau pandangan kita ke diri sendiri ,, mana yang lebih mendekati benar?"
jawabku:
"kalau ditanya: orang lain-kah atau diri kita sendiri? jawabannya tentu diri kita sendiri, sebab 'maqaashidullafzhi alaa niyyati llaafizhi', kita yang paling tahu maksud diri kita berbuat sesuatu. Walau orang pun akan menilai kita sebab penilaian orang itu akan menjadi ukuran amal kita dalam kehidupan sosial. yang jelas kritikan yang orang lain alamatkan kepada kita tidak lain adalah karena kepedulian akan perubahan menuju keadaan yang lebih baik.

kadang ku juga berfikir 'justru saya bingung dengan diri sendiri', tak mengenali diri sendiri. Saat itu kita menyadari bahwa yang paling tahu tentang diri kita adalah Allah. Sebab memang pada hakikatnya seperti itu.
yang jelas, tugas kita sekarang adalah berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan kualitas diri di hadapanNya, itulah sebaik2 manusia di hadapan Allah, tak peduli apa kata manusia.
sebab lagi-lagi ukuran kebenaran itu adalah kitabullah dan sunnah Rasulullah, bukan manusia. sangat picik bila manusia yang lemah dan serba terbatas dijadikan ukuran kebenaran..."

Novel Muhammad-nya Tasaro GK, mengaburkan pandangan

menarik!! melaui dwilogi novelnya "Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan & Para Pengeja Hujan", Tasaro mengajak pembaca menjelajah alam imperium megah Persia belasan abad silam (di belahan dunia lain saat Allah mengutus seorang Rasul terakhir 'Muhammad' di tanah tandus Arab: tandus atmosfernya, tandus moralitasnya` pada waktu yang sama), menyusuri tiap sudutnya melalui berbagai detil yang sangat menakjubkan: Karya-karya megah nan modern (pada zamannya) rancangan seorang arsitektur perempuan muda Atusa; gadis-gadis cantik bermata hijau Madain yang dibalut dalam busana mewah berwarna mencolok namun anggun; Fesenjun kampung kaya rempah penggugah selera yang dimasak penuh perasaan oleh Putri Turandokht (Putri mantan penguasa Persia Khosrou II); detil ritus Zarathustra dan keimanan terhadap Ahuramazda yang ditampilkan sebagian orang Persia yang ingin mengembalikan kemurnian ajarannya; tak lupa seorang sarjana pilihan istana Sang Pemindai Surga: Kashva yang memiliki misi yang sama, melakukan pencarian yang melelahkan dan berdarah-darah demi menemukan sosok nabi terakhir yang diramalkan oleh semua kitab suci, yang akan menerangi alam dunia dengan cahayanya sehingga enyah semua kegelapan...
Muhammad, Maitreya, Astvat-Ereta, Himada, Sang Penggenggam Hujan..

andai imajinasi saya saat membaca novel ini difilmkan, akan menjadi film berkelas dengan biaya produksi yang mahal... :)

novel ini cukup menunjukkan keluasan wawasan penulisnya walau saya tak yakin dengan beberapa bagiannya, yang sadar atau tidak (terutama pada korespondensi antara Kashva dan Elyas, sebuah surat balasan Elyas kepada Kashva pada buku pertama) terdapat kampanye pluralisme yang mengaburkan kebenaran mutlak yang dimiliki agama.

Friday, December 21, 2012

Struktural feat Fungsional (belum selesai)

Hima-Himi Persis Unpad (kini) memang bukan organisasi yang ada karena dibutuhkan keberadaannya, tapi merupakan organisasi yang diwariskan dari generasi-generasi sebelumnya. kaderisasi yang gagal membuat idealisme para founding fathers tak terwariskan, hanya nama dan sistem yang tercatat dalam nizham-nizham / qanun-qanun yang diamandemen. padahal unsur terpenting yang mesti diwariskan yaitu esensi dan idealisme perjuangan yang akan melekat dalam diri setiap individu yang bergabung didalamnya, sayangnya yang demikian adalah nihil untuk saat ini. mungkin ada yang menyimpan idealisme semacam itu, penulis tidak bermaksud menjeneralisasi, tetapi 'ada'nya pun bukan hasil dari kaderisasi yang disistematisasikan tadi, ia 'ada' hanya pada orang-orang yang memilih Persis sebagai wasilah, serta ia menemukan sendiri esensi tersebut untuk memperbaiki kerusakan sistem yang ada.

suatu jam'iyyah (organisasi) seyogianya menjadi tempat untuk mengorganisasi amal-amal dalam rangka mencapai tujuan bersama. namun lain halnya kini di Unpad, Unpad seperti memiliki dualisme organ: organ struktural dan organ fungsional. struktural mengikut sistem yang ada yang dibuat para pimpinan-pimpinan di level yang lebih tinggi, sementara fungsional menjalankan fungsi-fungsi esensi atas dasar idealisme

Sunday, November 4, 2012

Muslim itu Manusia Kelas Atas


Muslim itu harus high quality. Keimanan yang muncul dari pemahaman atas haqiqat realitas baik yang ditangkapnya melalui penerawangan terhadap ayat-ayat kauniy maupun ayat-ayat qauliy merupakan kesadaran dalam arti “Hidayah” yang teramat mahal harganya, tak semua insan memeroleh kesadaran tersebut.
Melaui pemahaman akan realitas, seorang insan akan menemukan Eksistensi yang Maha Eksis di baliknya. Ketundukkan terhadap Entitas Yang Paling Riil dan Pling Eksis tersebut adalah bentuk penyerahan diri (Islamnya) seorang ‘aaqil yang haqiqi. Iman adalah wujud dari ‘aqal yang telah mencapai puncak kesempurnaan pendayagunaannya, karenanya manusia menempati kelas tertinggi di atas  segenap makhluqNya yang lain.
Mu`min itu kayyis, ia senantiasa berorientasi akhirat dalam segala situasi dan kondisi. Hatinya senantiasa tertambat kepadaNya, hanya tunduk, takut, dan menyerahkan segala urusan kepadaNya.
Jadilah Insan unggulan itu, dialah mu`min yang senantiasa berada di ‘puncak’ di atas yang bukan mu`min dalam segala situasi dan kondisi. Karena mu`min itu manusia kelas atas.

Muslim itu harus high quality


Muslim itu harus high quality. Keimanan yang muncul dari pemahaman atas haqiqat realitas baik yang ditangkapnya melalui penerawangan terhadap ayat-ayat kauniy maupun ayat-ayat qauliy merupakan kesadaran dalam arti “Hidayah” yang teramat mahal harganya, tak semua insan memeroleh kesadaran tersebut.
Melaui pemahaman akan realitas, seorang insan akan menemukan Eksistensi yang Maha Eksis di baliknya. Ketundukkan terhadap Entitas Yang Paling Riil dan Pling Eksis tersebut adalah bentuk penyerahan diri (Islamnya) seorang ‘aaqil yang haqiqi. Iman adalah wujud dari ‘aqal yang telah mencapai puncak kesempurnaan pendayagunaannya, karenanya manusia menempati kelas tertinggi di atas  segenap makhluqNya yang lain.
Mu`min itu kayyis, ia senantiasa berorientasi akhirat dalam segala situasi dan kondisi. Hatinya senantiasa tertambat kepadaNya, hanya tunduk, takut, dan menyerahkan segala urusan kepadaNya.
Jadilah Insan unggulan itu, dialah mu`min yang senantiasa berada di ‘puncak’ di atas yang bukan mu`min dalam segala situasi dan kondisi. Karena mu`min itu manusia kelas atas.

Konsekuensi Iman


Keimanan menuntut konsekuensi pandangan yang objektif, jujur, proporsional terhadap segala sesuatu.
Pandangan yang subjektif hanya untuk dan terhadap Allah swt, yaitu keyakinan bahwa kebenaran hanya milikNya dan dating dariNya. Sementara manusia adalah makaanu l-khatha` wa n-nisyaan (tempat alfa dan lupa) yang mesti mencari kebenaran itu lewat objektivitas berdasarkan akal yang sehat terhadap kombinasi dari ayat-ayat kauniy dan ayat-ayat qauliy.
Subjektivitas terhadap Allah serta objektivitas terhadap makhluqNya membangun pandangan dan cara hidup yang kokoh, tidak mengenal ketakutan terhadap dunia dan perkara duniawinya.
Itulah mu`min sejati..
Jangan pernah berhenti mencari kebenaran yang sejati, haqiqi, yang kan memupuk iman itu semakin kuat membaja tuk beroleh derajat taqwa, akramu n-naasi ‘indallah,,

Semakin MerinduiNya


Ya, memang hanya segelintir orang yang mampu menyadari bahwa “relitas” itu ada empunyanya.
Kedipan mata, otot-otot mata yang mengedipkannya, darah yang mengaliri stiap milinya, susunan material yang membentuk alat perekam canggih bernama bola mata, lalu sisitem saraf yang rujmit yang koneksinya ke seluruh anatomi tubuh, Sehingga kita mampu menyaksikan dan mengalami realitas.
Begitulah manusia, alangkah merupakan ciptaan agung dari Sang Maha Agung, dengan segala rahasia tentangnya yang masih belum terungkap oleh kemampuan penyelidikan empirisnya sendiri.
Realitas. Atmosfer alam yang dapat diindera serta atmosfer sosial yang dapat dirasa, betapa merupakan suatu mahakarya Sang Maha, Allah.
Semakin menyadari segala keagungan itu, semakin kita ciut dan kerdil di hadapanNya. Maka hanya Dia-lah Allah Yang pantas menjadi kecenderungan insan di atas segala sesuatu, Dia Yang ketentuan dan kehendaknya mesti kita realisasikan.
Jangan pernah berhenti menelaah firmanNya (al-Quran dan as-Sunnah) untuk mengetahui baik-buruknya setiap amal kita, karena hanya itu cara kita berusaha memahami firman tersebut, agar “ingin”Nya terealisasi.

Muslim??? jangan cuma "biasa"


12102012
tahukah kamu, katanya seorang jenius Albert Einstein hanya baru menggunakan 7 persen persen otaknya?
Hal ini menunjukkan bahwa sebetulnya kita memiliki potensi yang sama luar biasanya untuk didayagunakan. Sesungguhnya kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan asal kita mau memulai langkah untuk melakukannya.
Seorang Habibie yang teknokrat terkemuka dunia, menguasai sedikitnya 3 bahasa asing (yang saya tahu), jpenilis buku-buku pemikiran, bahkan buku perjalanan hidup beiau bersama istrinya yang begitu inspiring.
Seorang intelektual muslim M. Natsir, sekaligus seorang cendekiawan, beliau menguasai 6 bahasa (kalau tidak salah hitung), penulis kenamaan yang produktif, salah seorang peletak dasar konsep pendidikan Islam di Indonesia, negarawan ulung, pahlawan nasional, bahkan ulama terkemuka yang dapat disejajarkan dengan Abul A’la al-Maududi, dan lain-lain terlebih dalam hal konsep Negara Islam.
Ibnu Khaldun, Imam al-Ghazali, al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Qayyim al-Juziyyah, para Imam fiqih, para muhaddits,, serta ulama muslim lainnya memiliki kompetensi yang lengkap dalam banyak hal. Mereka adalah para faaqih, ‘aalim, hukamaa` (filosof), bahkan syu’araa (pujangga), memiliki keahlian di bidang sains, serta kompetensi-kompetensi luar biasa lainnya.
Kita masih muda, masih banyak kesempatan, sangat banyak potensi yang bisa dieksplorasi, tinggal bagaimana seni kita dalam memenejnya.

bebas berekspresi???


08102012
Entah siapa yang pertama kali menggagas jargon FIB “Kebebasan berekspresi” yang dikukuhkan dan disebut berkali-kali dalam launching penggantian nama fakultas dari “Fakultas Sastra” menjadi “Fakultas Ilmu Budaya” beberapa bulan yang lalu.
Yang jelas sejak itu dalam pengamatan saya, jargon yang sarat dengan pesan-pesan liberalisme dan humanisme ini mengantar kita pada situasi yang semakin menyesakkan. Karena jargon ini, kini misionaris semakin percaya diri memampangkan brosur-brosur ‘dakwah’ mereka. Masih ingat pamflet berisi tulisan “buanglah koruptor pada tempatnya!” yang ditempel di seluruh mading di lingkungan fakultas bahkan di seluruh tempat sampah. Dan siapa sangka, al-Islam yang merajai pemasaran bulletin Islam di kampus Unpad-pun sepertinya ingin mereka saingi.
Tak hanya itu, dampak lain yang saya rasakan dari munculnya jargon baru tersebut ialah sivitas akademika FIB baik jurusan barat maupun bukan (mungkin jurusan Sastra Arab yang paling aman) kini semakin berani menampakkan wajah-wajah budaya mereka yang kental dengan pemuasan hawa nafsu melalui ekspresi diri dan seni yang tidak mengindahakan kaidah-kaidah normatif apalagi agama.
Satu lagi, himpunan mahasiswa Kristen yg dikenal dengan PMK semakin giat dalam usahanya melegalisasi kegiatan keagamaan mereka di FIB dengan berbagai cara, salah satunya memasukkan delegasi mereka ke dalam jajaran senator mahasiswa dalam rangka pembuatan RUU kegiatan kemahasiswaan.
What should we do guys?????????

biarkan terbang

Rabbiy, izinkanlah energi positifMu senantiasa mengalir bersama tiap-tiap sel darah merah dalam tubuhku, melewati setiap milinya sehingga energi itu akan senantiasa mengiringi setiap hela nafas serta serat-serat otot kakiku untuk berlari kencang kemudian terbang mencari cintaMu,,,,