Sunday, November 4, 2012

bebas berekspresi???


08102012
Entah siapa yang pertama kali menggagas jargon FIB “Kebebasan berekspresi” yang dikukuhkan dan disebut berkali-kali dalam launching penggantian nama fakultas dari “Fakultas Sastra” menjadi “Fakultas Ilmu Budaya” beberapa bulan yang lalu.
Yang jelas sejak itu dalam pengamatan saya, jargon yang sarat dengan pesan-pesan liberalisme dan humanisme ini mengantar kita pada situasi yang semakin menyesakkan. Karena jargon ini, kini misionaris semakin percaya diri memampangkan brosur-brosur ‘dakwah’ mereka. Masih ingat pamflet berisi tulisan “buanglah koruptor pada tempatnya!” yang ditempel di seluruh mading di lingkungan fakultas bahkan di seluruh tempat sampah. Dan siapa sangka, al-Islam yang merajai pemasaran bulletin Islam di kampus Unpad-pun sepertinya ingin mereka saingi.
Tak hanya itu, dampak lain yang saya rasakan dari munculnya jargon baru tersebut ialah sivitas akademika FIB baik jurusan barat maupun bukan (mungkin jurusan Sastra Arab yang paling aman) kini semakin berani menampakkan wajah-wajah budaya mereka yang kental dengan pemuasan hawa nafsu melalui ekspresi diri dan seni yang tidak mengindahakan kaidah-kaidah normatif apalagi agama.
Satu lagi, himpunan mahasiswa Kristen yg dikenal dengan PMK semakin giat dalam usahanya melegalisasi kegiatan keagamaan mereka di FIB dengan berbagai cara, salah satunya memasukkan delegasi mereka ke dalam jajaran senator mahasiswa dalam rangka pembuatan RUU kegiatan kemahasiswaan.
What should we do guys?????????

biarkan terbang

Rabbiy, izinkanlah energi positifMu senantiasa mengalir bersama tiap-tiap sel darah merah dalam tubuhku, melewati setiap milinya sehingga energi itu akan senantiasa mengiringi setiap hela nafas serta serat-serat otot kakiku untuk berlari kencang kemudian terbang mencari cintaMu,,,,