Thursday, February 14, 2013

“Ibu” Profesi Paling Prestisius dan Penuh Gengsi

‘tek...kretek. . . kretek. . . . . kretek . . . .’ sebuah benda bulat lonjong semakin berurat retakannya. Tiba-tiba menyembul dari dalamnya sesosok wajah yang lugu, matanya yang kuyu memandangi sekelilingnya sambil berusaha keluar dari telur yang telah berapa lama membungkus tubuh lemahnya. Kemudian…
“mama… mama…” katanya pada sosok yang pertama kali ia lihat…

Di atas itu merupakan salah satu adegan mengharukan yang barangkali sering kita saksikan dalam film-film animasi.

ya,
ibarat makhluk yang keluar dari telur tersebut dan “mama” yang pertama kali ia lihat, “mama” yang senantiasa menjaga telur tersebut dan membawanya ke manapun pergi hingga suatu saat telur itu pun harus menetas, kedekatan anak dan ibunya yang istimewa akan membekas dan menentukan bangunan karakter anak, menjadi pola perilaku yang menentukan nasib dunia di masa depan dan ‘nilai’ manusia di hadapan Sang Pencipta.

Dalam Islam, wanita menempati tempat yang sangat mulia. Dalam sebuah hadits yang sangat populer, Ibu adalah sosok yang sangat dielu-elukan melebihi siapapun termasuk ayah, Ibu disebut sebanyak 3 kali sementara ayah hanya satu kali. Memunculkan sebuah asumsi (bahwa) Ibu-lah yang berperan paling penting dalam menopang tegaknya sebuah peradaban.

Sementara Ibu dalam pandangan non-Islami:
di belahan dunia timur, sebelum datangnya risalah Allah melalui para rasul, wanita ditempatkan pada posisi yang sangat rendah. pada waktu itu kehadiran anak perempuan bagi suatu kabilah bahkan dianggap fenomena paling memalukan, hingga al-Quran menggambarkan terlahirnya mereka ke dunia membuat wajah ayahnya menjadi merah padam karena akan memarjinalkannya dari kabilahnya saking malunya (koq banyak nyanya?).

di belahan dunia barat, tak jauh berbeda, bahkan di sana perempuan diperlakukan lebih buruk. perempuan mereka sebut sebagai ‘female’/'feminus’ yang berarti ‘faith-minus’ (makhluk yang kurang imannya), bahkan disebut sebagai setan. Ia dimarjinalkan dari kehidupan masyarakat, dianggap kotor, makhluk pengganggu dan budak yang layak mendapat perlakuan sebagaimana hewan, pemuas hasrat seksual yang menghambat peran laki-laki dalam memajukan suatu peradaban. Sehingga oleh sebab perlakuan-perlakuan tidak manusiawi tersebut kemudian muncul gerakan-gerakan mengatasnamakan "feminisme" yang mencoba berontak dari keadaan dan mencoba mengubahnya dengan cara menuntut kemunculan peran mereka di ranah publik. Namun gerakan-gerakan ini pun pada hakikatnya sekaligus mencoba ‘memerkosa’ naluri perempuan, yang tak menempatkan perempuan pada tempat yang semestinya.

Sementara dalam Islam, Ibu adalah ‘lingkungan utama’ yang berkewajiban menanamkan nilai-nilai dasar Islam pada anak-anaknya sejak dini. –Islam, sebagai arus utama dalam hidup–. Ibu yang menyusun sendiri batu-batu kali dan merekatkan setiap bagiannya sehingga menjadi fondasi yang kokoh yang mampu menopang peri kehidupan yang bernilai yang dari padanya dan oleh karenanya terlahir manusia-manusia yang beradab yang mampu membangun sebuah peradaban yang gemilang, yang menginspirasi banyak penjuru negeri.

Kira-kira beginilah Ibu ideal yang saya rumuskan. menjadi “Ibu” adalah profesi paling prestisius dan penuh gengsi yakni sebagai PEMBANGUN PONDASI PERADABAN…

tahu mengapa?
Islam pernah berhasil membuat peradaban termegah di dunia yang mampu bertahan paling lama. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam yang diterapkan dalam kehidupan sangat sesuai dengan fitrah manusia, ia merupakan implementasi "tangan" Allah yang paling mampu memanusiakan manusia. Bahkan ‘Human rights’ yang dideklarasikan di Inggris untuk membatasi kekuasaan mutlak seorang raja adalah wacana yang ketinggalan zaman. Islam sudah memulai ini sejak berabad-abad sebelumnya. bahkan seorang penasihat politik terkemuka Amerika dalam bukunya “The Clash of Civilization”, Samuel P Huntington mengungkapkan:

“Islam is the only civilization which has put the survival of the West in doubt, and has done at least twice”

karenanya Ibulah yang mesti membangun kembali kapal peradaban Islam yang sempat karam itu. Secara eksplisit barangkali begini nanti tugas seorang Ibu yang ideal:

Ibu, akan lebih dahulu memperdengarkan lantunan ayat suci al-Quran kepada anak dalam kandungannya daripada musik-musik klasik, sehingga baginya al-Quran menjadi sarana entertain utama dalam hidup yang paling menentramkan hati - memanjakan jiwa. karena musik kini menjadi instrumen paling canggih untuk melumat semangat pemuda, musik itu efeknya seperti candu.

Ibu, adalah seorang chef andal yang paling tahu bagaimana cara menjaga gizi anak-anaknya dengan masakan yang halal, thayyib, menghindarkan keluarganya dari makanan yang “membuat kotor” perut namun memanjakan lidah, sehingga tak ada restoran2 dan rumah makan terbaik selain ruang makan di rumah.

Ibu, membacakan kisah-kisah heroik para pahlawan muslim (mujahid) yang berjuang atas nama Islam, juga capaian-capaian diin Islam sebagai pondasi untuk membangun peradaban termegah di dunia sebelum cerita2 tentang snow white, tarzan, batman, superman, spiderman, dan nilai2 tentang peradaban semu dunia barat mampir di memori anak-anaknya dan menjadi pola sikapnya.

Ibu, mampu berbicara bahasa Arab sebagai salah satu bahasa pengantar pendidikan di rumah, memperdengarkannya saat anak mulai mampu memahami konsep berbahasa, agar memori anak menyimpan cukup banyak kosakata bahasa Arab, untuk memahami al-Quran dan as-Sunnah sejak dini, untuk shalat yang khusyu’ sejak dini karena shalat adalah tiang agama.

Ibu, akan berusaha menjadi childist pada anaknya saat masih kecil untuk mendengarkan apa kata anak-anaknya, untuk mencoba menjadi sahabatnya yang paling setia, penyimpan segala rahasianya, hal ini akan membuat anak senantiasa terpantau perilakunya, mudah diarahkan Ibunya kepada nilai-nilai kebenaran, dan senantiasa terikat silaturahim dengan ibunya hingga ia dewasa.

lihat, Ibu itu seorang produser handal..!!!

#untuk ummahaat (para Ibu) dan ummahaatu l-ghad (calon Ibu).
tak ada lagi celah untuk bermain2 dan bersantai



let’s prepare ourselves to build the world by the Hand of Allah…

biarkan terbang

Rabbiy, izinkanlah energi positifMu senantiasa mengalir bersama tiap-tiap sel darah merah dalam tubuhku, melewati setiap milinya sehingga energi itu akan senantiasa mengiringi setiap hela nafas serta serat-serat otot kakiku untuk berlari kencang kemudian terbang mencari cintaMu,,,,