Keimanan menuntut konsekuensi
pandangan yang objektif, jujur, proporsional terhadap segala sesuatu.
Pandangan yang subjektif hanya
untuk dan terhadap Allah swt, yaitu keyakinan bahwa kebenaran hanya milikNya
dan dating dariNya. Sementara manusia adalah makaanu l-khatha` wa n-nisyaan
(tempat alfa dan lupa) yang mesti mencari kebenaran itu lewat objektivitas
berdasarkan akal yang sehat terhadap kombinasi dari ayat-ayat kauniy dan
ayat-ayat qauliy.
Subjektivitas terhadap Allah serta
objektivitas terhadap makhluqNya membangun pandangan dan cara hidup yang kokoh,
tidak mengenal ketakutan terhadap dunia dan perkara duniawinya.
Itulah mu`min sejati..
Jangan pernah berhenti mencari
kebenaran yang sejati, haqiqi, yang kan
memupuk iman itu semakin kuat membaja tuk beroleh derajat taqwa, akramu n-naasi
‘indallah,,