Wednesday, May 1, 2013

For You, for a Revolutionary Movement


بسم الله الرحمن الرحيم

catatan ini agak lama saya simpan dalam folder "my notes", kemudian saya copy ke folder "Hima-Himi" saat Farhan menyerahkan flashdisknya untuk diisi berbagai file yang mungkin bisa bermanfaat. folder "Hima-Himi" pun saya ikut copykan bersama folder-folder berisi e-book, file-file kuliah, dan lain-lain* yang sebanyak hampir 2 Gb dari folder "e-library". Entah folder "Hima-Himi" ini sudah dibuka dan dilihat isinya atau belum. Mungkin perlu 'waktu' untuk bisa memahami keseluruhan isi folder yang saya kumpulkan sejak 2009 tersebut untuk memahami perkembangan organisasi ini dari waktu ke waktu, apalagi e-book-e-book berbahasa Arab yang mendominasi ruang file itu sepertinya lebih menarik hati dan menggelitik minat antum untuk memelajarinya.

Akhirnya terinspirasi dari kuliah luar biasa bersama Ust. Atip Latifulhayat, SH, LLM, Ph.D kemarin, saya posting juga catatan ini ke facebook dengan sedikit perubahan. Mudah-mudahan bermanfaat dan menginspirasi 'ke mana kaki menuju' bagi organisasi ini ke depannya...^^"

Organisasi dan Strategi Da’wah
Hima-I Persis komisariat Universitas Padjadjaran

Muqaddimah

Pada dasarnya organisasi dibutuhkan dalam rangka memanage usaha-usaha dan perangkat-perangkat yang ada demi tercapai suatu tujuan bersama. Karenanya, sebuah organisasi sejatinya akan memanfaatkan berapa pun jumlah subjek yang tergabung di dalamnya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki setiap subjek tersebut secara maksimal.


Meski pada dasarnya manusia mampu melakukan “segalanya” jika ia mau, mampu, dan punya waktu, namun manusia tetaplah makhluk yang memiliki keterbatasan. Ia tidak dapat melakukan segalanya secara maksimal karena pengalaman hidup yang dialami setiap individu menuntut kecenderungan minat yang berbeda. Maka ke”ahli”an yang dimiliki setiap individu-pun niscaya berbeda pula. Artinya, seseorang boleh jadi lebih baik dalam melakukan sesuatu dibandingkan yang lain, begitupun yang lain boleh jadi lebih baik dari kita dalam melakukan sesuatu. Hal inilah yang akan kita coba identifikasi di dalam organisasi ini, agar ditemukan individu-individu yang paling tepat untuk melakukan tugas tertentu demi efektivitas organisasi dalam menjalankan peranannya dalam masyarakat akademisi Unpad dalam rangka merealisasikan kehendakNya swt.

Karena arah pergerakan Hima-I Unpad lebih berorientasi pada Islamic Intelectualism, maka pangkal pergerakannya tentu dengan: pertama, merevitalisasi kajian turats; serta kedua, memperluas wawasan mengenai wacana-wacana ke-Islaman kontemporer. Individu-individu yang tergabung di dalamnya selain senantiasa membersihkan spiritualitas dan menempa moralitas/akhlaq (sebagai fondasi dari konstruksi bangunanrijaalul ghad --yang merupakan ujung tombak da’wah--) melalui muthaala’ah kitab tauhid, juga memiliki tanggungjawab untuk memperluas wawasan di segala bidang --namun tetap fokus terhadap olah intelektualisme di bangku kuliah sebagai pembangun spesialisasi keilmuan yang mapan dan terarah--. Mereka-pun dituntut untuk responsif terhadap isu-isu kekinian agar setiap individu yang tergabung di dalamnya diharapkan menjadi manusia-manusia yang peka terhadap problematika-problematika kehidupan dan semakin pandai menganalisis strategi-strategi perubahan yang solutif melalui kacamata Islam.


Islamic Intelectualism dibangun melalui kegiatan-kegiatan:
  • Muthaala’ah turats mengenai ‘aqiidah dan syarii’ah
 kedua tema ini menjadi sedemikian penting mengingat 'aqidah menjadi penopang aspek moralitas, dan moralitas menjadi penopang utama tugas amar ma'ruf nahi munkar. Sementara syari'at dan fiqh adalah skill(keterampilan) utama yang niscaya bagi setiap muslim untuk menjalani kehidupan di dunia agar senantiasa terpimpin. Mengingat partikel-partikel dalam kehidupan ini begitu detil, maka keterampilan ini mutlak perlu dipelajari, sebagaimana Imam al-Ghazali pun menyatakan bahwa 'ulumuddiin (ilmu-ilmu keIslaman) wajib dipelajari setiap muslim.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan sekali dalam sepekan dengan durasi minimal 120 menit yang terdiri dari sesimuthalaah kitab (pemahaman) dan sesi diskusi. Referensi yang digunakan adalah kitab Fathul Majid Syarh Kitaab Tauhiid dan kitab-kitab terkait, serta kitab-kitab ushul fiqh seperti al-wajiiz, al-ushuul min ‘ilmi l-ushuul, atsaru l-‘arabiyyah, dan lain-lain. 
  • Komunitas baca dan mobile library (saling pinjam buku)
 Komunitas ini diinisiasi oleh berbagai kebutuhan terhadap pemahaman yang mendalam akan isu-isu yang berkembang saat ini. Perubahan menuju masyarakat madani memerlukan pemuda-pemuda yang cerdas, analitik, kritis, dan responsif. Kegiatan ini demi menunjang analisis yang mendalam terhadap problematika yang ada sekaligus memeroleh ide-ide solutif yang selanjutnya akan ditawarkan kepada masyarakat.
Mobile library adalah berupa perpustakaan maya. Tawar-menawar buku dilakukan secara maya kemudian transaksi (tukar-menukar buku) dilakukan saat tatap muka. Kegiatan ini diawali dengan menginventarisasi kekayaan referensi yang dimiliki setiap anggota mulai dari referensi sejarah, biografi, jurnal, turats, hingga buku-buku non-fiksi. Kemudian di share secara internal untuk terjadi pertukaran wawasan hingga ini menjadi kegiatan 'sehari-hari' yang biasa dilakukan. Kegiatan ini bertajuk “bukuku bukumu, wawasanku wawasanmu”. ini juga untuk menunjang kajian yang lebih mendalam. 
  • Respon terhadap isu-isu kekinian
al-Quran dan as-Sunnah merupakan tolok ukur kebenaran. Adalah niscaya bila Muslim menjadikan keduanya sebagai mainstream (arus utama) dalam hidup, sebab kebenaran al-Quran dibuktikan dengan eksistensinya di segala ruang dan dimensi waktu. Eksistensi da’wah muslim yang bertahan hingga kini-lah yang menjadikan penganut Islam semakin bertambah setiap saat. Karena itu keberlangsungan nilai-nilai Islam hanya dilakukan dengan da’wah, yakni dengan menawarkan solusi-solusi Islami. Hal ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan berusaha untuk “ngeuh” terhadap perkembangan informasi dan wacana untuk dicarikan solusinya.

Mekanisme pergerakan

Dalam hal mengoptimalkan studi turats agar memberi efek yang lebih luas cakupannya --tak hanya internal anggota Hima-i namun juga eksternal dalam arti mulai menampakkan diri (menyebarluaskan nilai-nilai Islam) kepada sivitas akademika Unpad khususnya dan masyarakat pada umumnya--, maka perlu pengorganisasian (pembagian tugas sesuai proporsi dan kapasitas) agar pergerakan menjadi efisien (berhasil guna) sekaligus efektif (berdaya guna).

Fungsi eksternalisasi ini tentu dengan bagaimana Hima-I Persis Unpad mampu mendayagunakan media yang saat ini sedang pesat berkembang, media yang sedang menjadi gandrung publik, media yang senantiasa mereka butuhkan dan senantiasa mereka akses. Hima-I Persis Unpad diharapkan mengambil kesempatan untuk bermain peran di dalamnya sebaik-baiknya untuk menyampaikan pencerahan kepada ummat demi terciptanya suatu perubahan yang diharapkan Islam.

Langkah pertama untuk memulai pergerakan ini adalah dengan melakukan “pendokumentasian” studi-studi Islam yang secara rutin dilaksanakan Hima-I Persis, untuk dapat disebarluaskan dan menjadi konsumsi publik sebagaimad’uw secara lebih luas.

Dokumentasi ini amat penting mengingat saat ini kita sedang “diserang” wacana melalui teknologi informasi yang semakin mempermudah bergulirnya siklus kehidupan. Dalam hal ini mestinya muslim tak hanyadefensif (bertahan) namun juga produktif (menyerang), dalam arti produktif berwacana mengenai konsep Islam yang dibutuhkan ummat serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, untuk menjadi konsep kehidupan konvensional masyarakat.

Dokumentasi ini juga berfungsi sebagai awal mula rekaman sejarah yang akan berguna bagi masa depan, agar semangat pergerakan senantiasa stabil di setiap generasi, tidak terputus hanya karena tidak mengetahui orientasi dan mekanisme pergerakan yang dilakukan para pendahulunya karena tidak ditemukan dokumen yang otentik. sebagaimana para musuh Islam lebih dahulu melakukan perekaman sejarah --yang spekulatif, jauh dari keadilan dan objektivitas, bahkan banyak memutarbalikan fakta--, yang pernah dilakukan sejarawan orientalis terhadap masyarakat Indonesia pasca kolonialisme yang menyebabkan masyarakat Indonesia kehilangan jatidirinya (sebagai muslim), merasa inferior, dan “sumuhun dawuh” saat berhadapan dengan bangsa Eropa berikut nilai-nilai destruktif peradaban semu yang mereka bangun.

Secara teknis pendokumentasian ini bisa dilakukan dengan:
  1. Dokumentasi audio/visual. Yakni merekam setiap edisi studi Islam yang diselenggarakan agar diperoleh data audio/audio-visual yang kemudian dapat diakses publik melalui youtube yang diintegrasikan dengan berbagaisocial media, 
  2. Dokumentasi melalui tulisan. Yakni membuat reportase untuk setiap edisi studi Islam atau momen-momen penting lainnya yang diselenggarakan organisasi ini untuk kemudian diposting ke berbagai media baik media cetak maupun dunia maya seperti blog pribadi, situs khusus organisasi, dan komunitas-komunitas membaca dan menulis maya lainnya yang juga diintegrasikan dengan berbagai social media. Reportase ini bila perlu bisa dibuat setiap orang yang hadir dalam kajian (ini lebih baik, sebagai langkah awal untuk memulai tradisijurnalisme da’wah” di Hima-I Unpad) atau minimal diwakili oleh seorang yang telah disepakati forum.
Berikut media-media yang mungkin digunakan:
  1. bulletin
  2. mini magazine/journal
  3. youtube
  4. PDF / e-book
  5. Blog pribadi
  6. Blog organisasi
  7. Blog komunitas menulis (kompasiana.com, Kaskus.com, dan lain-lain yang setiap hari situs tersebut dikunjungi jutaan pembaca)
  8. Social media (facebook, twitter, G+, dan lain-lain)

Risna Inayah_
Bandung, 20 Februari 2013 pukul 4.20 PM
last updated and revised on 30th of march 2013 9:10 AM


Semangat memulihkan ingatan ummat!!!

biarkan terbang

Rabbiy, izinkanlah energi positifMu senantiasa mengalir bersama tiap-tiap sel darah merah dalam tubuhku, melewati setiap milinya sehingga energi itu akan senantiasa mengiringi setiap hela nafas serta serat-serat otot kakiku untuk berlari kencang kemudian terbang mencari cintaMu,,,,