Oleh: Risna Inayah*
Penghujung paruh pertama abad ke-21 ini di mana hasrat industrialisasi umat manusia modern semakin menjadi dan malah menggila, robot-robot dengan program yang semakin canggih mulai diproduksi massal untuk menggantikan peran manusia. Program yang dicanangkan untuk mempermudah kehidupan manusia ini niscaya membuat jasa manusia menjadi tak begitu berarti. Karena jasa manusia berbanding mesin dalam beberapa hal adalah kalah jauh.
Meski dicanang sebagai mempermudah kehidupan manusia, pada kenyataannya industrialisasi hanya mampu mempermudah kehidupan segelintir manusia saja. Sementara itu, di sisi lain, jumlah massa yang jauh lebih banyak justru mengalami kehidupan yang semakin sulit. Tenaga/jasa manusia yang pada mulanya berharga dan mempu menghasilkan nilai untuk pemenuhan kesejahteraan hidupnya, kini dengan seleksi alam (manusia) modern ia pun telah lumpuh atau dilumpuhkan. Maka kualitas hidup kebanyakan manusia malah menjadi semakin mengkhawatirkan –walau sebagian kecilnya merasa mudah hidup karena memeroleh keuntungan yang bukan main besarnya.
Robot-robot yang berkembang semakin canggih yang karenanya mulai diproduksi massal tersebut diprogram sedemikian rupa untuk menjalankan tugas tertentu sesuai kebutuhan manusia dalam bidang-bidang kehidupan tertentu.
Euis E-41, adalah seri/nama bagi robot perawat pertama yang diproduksi massal oleh industri robotika di kawasan Tatarsunda Westjava. Ialah industri yang akhir-akhir ini namanya melambung tinggi di pasaran teknologi global, PT. UjangMencrang Industries. Co. ltd. Ia menjadi salah satu yang begitu banyak diperbincangkan dunia setelah mengeluarkan beberapa seri produk canggih berdaya jual tinggi dan mampu memenuhi pasaran Asia dan Eropa untuk bidang pelayanan masyarakat. Produknya kini menjadi salah satu yang unggul dan paling banyak diminati di kedua benua tersebut. Perlu diketahui PT. UjangMencrang Industries menjadi industri kebanggaan Westjava setelah mampu mengalahkan pesaingnya dalam beberapa tender yang dicanangkan akan didanai penuh oleh Worldbank sekitar 5 tahun yang lalu di Kanada. Dalam waktu yang relatif singkat bagi berkembangnya perusahaan yang dinilai masih muda tersebut, PT. UjangMencrang telah menjadi industri yang taringnya ditakuti beberapa nama yang mewakili industri teknologi yang telah berpengalaman ber-puluh tahun di percaturan global, mendampingi manusia dalam menjalankan berbagai aktivitasnya.
Untuk industri bertaraf global, tentu proses produksi sebuah produk dilakukan sedemikian cermat dengan mekanisme yang dinilai ‘cukup rigid’ bagi kalangan industri menengah ke bawah. Dalam hal ini, meski robot merupakan produk canggih yang dalam hal-hal tertentu mengalahkan keterampilan manusia, ia pada hakikatnya tetaplah benda yang sejak tahap awal hingga akhir proses produksi memerlukan pengawasan manusia. Dalam prosedur produksinya tetap tak bisa lepas dari keterlibatan manusia sebagai pengasas ide penciptaannya.
Euis, setelah melalui proses finishing sebelum dikemas, kemudian harus melalui serangkaian proses quality control, yakni pengecekan tahap akhir untuk memastikan kualitasnya. Yang harus dilalui Euis pada proses ini di antaranya adalah pengecekan daya intelejensia.
Robot yang diprogram sebagai jelmaan perawat itu ditanyai seorang insinyur (penciptanya) tentang siapa dirinya dan siapa penciptanya, tentulah berikut tugas/tanggung jawabnya. Dengan sigap dan lantang ala robot Euis memperkenalkan siapa dirinya, perusahaan apa yang telah memproduksinya berikut siapa insinyur yang menciptakannya (sebagai pernyataan hak cipta), juga tentu tugasnya sebagai perawat. Gestur yang ia tampilkan dalam perkenalannya di hadapan insinyur itu tak kalah santun dengan apa yang bisa dilakukan perawat manusia yang santun. Ketika diinstruksikan untuk melakukan beberapa tindakan medis, ia pun melakukannya dengan cekatan, dan, penuh dedikasi
(ajhiiaaa…)Quality control usai, robot itu pun sudah dinilai pantas menjalankan tugas. Ia lalu dikemas. Secara pantas. Di kemasannya tercantum petunjuk agar jangan sampai terkena terik matahari yang panas. Supaya kualitas tetap terjaga untuk selanjutnya ia lekas bergegas untuk menjalankan tugas.
Beberapa lama berlalu Euis menjalankan tugasnya sebagai perawat di rumah sakit di berbagai belahan dunia. Meski telah melalui berbagai level uji coba sebelum diputuskan untuk diproduksi massal, dalam perjalanan waktu Euis, robot perawat tersebut mengalami beberapa hal tak terduga ketika menjalankan tugasnya. Singkat cerita, rumah sakit yang merupakan konsumen robot tersebut di beberapa negara mengadukan keluhannya. Beberapa complain pasien atas pelayanan medis yang tidak sesuai harapan hingga perlakuan yang betul-betul tidak menyenangkan yang dilakukan robot-robot perawat tersebut beritanya sudah beredar luas menjadi konsumsi publik dunia, hingga menjadi bahan diskusi WHO yang melibatkan berbagai pihak otoritatif. Beberapa hal tak terduga bahkan sempat terjadi sebelum akhirnya diketahui ia mengalami kerusakan program (otak), salah satu di antaranya adalah apa yang dirilis sebuah surat kabar kenamaan di Amerika, BNN (Badan Narkotika Nasional (oops, salah, bukan, lupa, apa yah singkatannya??)) tertanggal 24 Juni 2042 yakni sebuah laporan terkait adanya satu unit robot produksi PT. UjangMencrang yang tiba-tiba mengamuk dan melakukan perusakan fasilitas kesehatan di sebuah rumah sakit di Seoul-Korea, nampaknya kerusakan program yang terjadi pada unit robot tersebut telah mencapai taraf fatal.
____________________
Demikianlah, pula, keadaan manusia yang lupa akan miithaaq. Ruhnya-pemikirannya, jua sedang mengalami kerusakan. Manusia, dengan intelejensia tinggi dan kemampuan nalar di luar kemampuan makhluk lainnya (apalagi robot, yang cuma ciptaan manusia sekelas Ujang) sebetulnya mampu menghurai kerusakan tersebut, oleh dirinya sendiri, dengan membuka pintu jiwanya agar hidayah dapat masuk dan secara perlahan memperbaiki kerusakan sistem berpikir tengah rusak tersebut.
Wallaahu a’lam bi sh-shawaab. _____________________
Terinspirasi oleh:
- Mohd Farid Mohd Shahran berjudul “Miithaaq Sebagai Landasan Agama dan Akhlak” dalam Adab dan Peradaban: Karya Pengi’tirafan untuk Syed Muhammad Naquib al-Attas (Kuala Lumpur: MPH Publishing, cet. II, 2012), hlm. 115-131.<(disarankan untuk dibaca)
- Al-Attas, Islam dan Sekularisme (Bandung: Pimpin, 2010) <(disarankan untuk dibaca)
- Filem berjudul Battle of The Damned <(cuma inspirasi sekunder, tidak disarankan)
________________
*Mahasiswi (pasca)sarjana yang tengah menjalankan studi di dua jurusan sekaligus, jurusan Buahbatu-DayeuhKolot, dan Cijerah-Ciwastra.