Sunday, December 1, 2013

Media Krabby

Beberapa hari yang lalu tak sengaja saya nonton Spongebob Squarepants. Tayangan ini walau konyol, saya akui tiap episodenya seru. Tetap menarik walau udah nonton berkali-kali.

Sebagaimana biasa, Mr. Crab matanya beruang-uang yang berbinar kalau melihat peluang bisnis yang menjanjikan keuntungan berlipat-lipat. Imajinasinya tentang keuntungan tersebut selalu susunan uang yang rapi memenuhi ruangannya. Ia lalu duduk di atas singgasana yang terbuat dari susunan uang hijau berlogo kerang itu.


Suatu hari ia terkesan dengan sebuah mesin Koran (Mesin yang dalam cerita ini cara kerjanya sama seperti mesin minuman, pembeli memasukkan koin ke mesin itu lalu keluarlah minuman yang diinginkan). Kotak itu bisa dibuka dan diambil isinya hanya kalau dimasuki koin. Pokoknya, Koran di kotak itu laku keras sampai pelanggan mengantre untuk mendapatkannya. Itu berbanding terbalik dengan kotak Koran sebelahnya yang sudah lama mendrakula (grrrrr), maksudnya bersarang laba-laba dan berkarat, di dalamnya setumpuk koran sudah berjamur.

Mr. Crab membantu seorang ibu-ibu pelanggan membuka kotak Koran dan mempersilakan si ibu mengambil satu eksp. koran setelah si ibu memasukkan koinnya. Bukan karena ikhlas dan penuh adab sampai-sampai ia dihadiahi ucapan terimakasih oleh si ibu, tapi agar dia bisa mengambil Koran untuk kedua kalinya tanpa harus membayar.

Ya, Koran yang ia ambil secara licik itu untuk keperluan observasi –koran seperti apa yang kira-kira mampu memenuhi keinginan pasar—setelah sebelumnya berpikir bahwa bisnis surat kabar seperti ini akan begitu menguntungkan baginya. Maka, ya (lagi). Koran yang laku di pasaran adalah yang memuat berita sensasional.

Seperti biasa ia pun memerintahkan karyawannya yang paling rajin dan setia setia (walau rela tak digaji) yaitu Spongebob untuk tugas ini. Sementara waktu, Spongebob cuti membuat KrabbyPatty bersama spatulanya.

Hari pertama, Spongebob mulai mencari berita. Saking profesionalnya ia sampai masuk cerobong asap rumah-rumah penduduk BikiniBottom. Tangannya di dahinya sambil menoleh ke kanan ke kiri menerawang setiap penjuru kota BikiniBottom bak radar yang mencari sinyal. Banyak bahan berita yang bisa ia liput sebenarnya, mulai dari kecelakaan, tindak kriminal yang terjadi di jalan-jalan, tapi semua itu diacuhkannya. Ia lebih tertarik untuk meliput kawannya Patrick yang sedari pagi memandangi sebuah tiang di pinggir jalan. -_-“

Dibuatlah berita tentang “Patrick yang memandangi tiang seharian” semalam suntuk pakai mesin tik sampai brewokan. Begitu bagusnya etos kerja Sponegbob sampai semua tahapan pembuatan berita ia lakukan sendiri, dari peliputan sampai pencetakan. Pagi harinya tumpukan Koran sudah menjaja di KrustyCrab sampai menyentuh langit-langit restoran cepat saji itu. Namun, sampai siang Koran-koran tersebut sepi pembeli. Mr. Crab pun bangkrut setelah mengeluarkan biaya cetak yang menguras brangkasnya. Ia lalu memanggil Spongebob untuk rapat evaluasi. Mr. Crab memberi saran (baca: menuntut) agar berita tersebut “dipoles lah sedikit”. “Kalau bisa si Patrick diberitakan jatuh cinta pada tiang itu lalu menikahinya,” saran Mr. Crab sambil coba memanipulasi foto Patrick di Koran itu dengan pensilnya, menggambari 'si tiang' dengan gaun pernikahan.

============
Hari selanjutnya, berbekal saran Mr. Crab Spongebob mulai nongkrong lagi di cerobong asap rumah-rumah penduduk BikiniBottom mencari bahan pemberitaan. Ia lalu menemukan Larry, udang lobster berotot itu berjalan keluar dari tempatnya ngegym. Larry bertemu dengan salah satu penduduk BikiniBottom yang postur tubuhnya jauh lebih kecil. Dan, seperti biasa fansnya Larry selalu ingin mencoba memukul Larry. Karena Larry kebal pukulan, takkan merasakan sakit. “Oh, silakan” kata Larry. Fansnya pun segera menonjok perut kotak-kotak enam si Larry. Keduanya pun tersenyum.

Melihat kejadian itu, otak iblis Spongebob segera menyembul. Ia lalu menangkap gambar Larry yang ‘seolah’ kesakitan dengan pukulan itu, padahal ekspresi itu biasa ditampilkan Larry untuk berpura-pura sakit sebelum kembali berekspresi biasa-biasa saja, ia sesungguhnya tak merasa kesakitan sedikitpun.

Spongebob pulang gembira dengan hasil liputannya itu. Dengan semangat ia mengetik berita dengan mesin tik nya –bahwa Larry sudah bukan lagi orang kuat, ia dikalahkan seekor ikan yang jauh lebih kecil darinya--, sampai bercucur peluh, sampai mata menghitam karena lesu, sampai brewokan.

Singkat cerita, Koran itu habis terjual. Mr. Crab memanggil spongebob untuk memberinya pujian sekaligus menugaskan proyek berita untuk hari selanjutnya. “Semangat Spongebob karyawan terbaikku, aku bangga padamu!” katanya.

Dari hari ke hari spongebob menulis berita dengan cara yang demikian, sampai habis seluruh penduduk BikiniBottom diberitakannya dengan cara yang demikian pula, seiring itu pula pundi-pundi Mr. Crab terus bertambah semakin menghijaukan brangkasnya, menambah tinggi singgasananya. Semua penduduk BikiniBottom gerah dengan pemberitaan-permberitaan manipulatif yang merugikan itu. Larry sampai ditendang jauh dari tempat nge-gym yang telah sekian lama dirajainya, Plankton sampai ditangkap polisi karena produk baru Chumbucket nya yang diberitakan harian itu sebagai berbahaya bagi kesehatan. Dan lain-lain kerugian.

Spongebob kehabisan akal. Untuk hari berikutnya, Spongebob tak tahu siapa lagi yang harus ia jadikan subjek pemberitaan. Dengan dukungan yang tak kenal lelah dari Mr. Crab di rapat evaluasi, ia pun menemukan ide.

Singkat cerita penduduk BikiniBottom berhamburan mendatangi KrustyCrab (Mr. Crab udah ge`er membayangkan pundi-pundi yang akan ia peroleh dengan pengunjung sebanyak itu) untuk protes meminta kembali uang yang telah mereka keluarkan untuk sekian edisi koran yang mereka beli.

Itu karena berita sensasional Spongebob selanjutnya tentang bahwa Mr. Crab-lah yang ada di balik pemberitaan manipulatif (terhadap subjek beritanya)-eksploitatif (terhadap dirinya) yang terjadi di BikiniBottom selama ini.

hahaha


episode yang ini 'nyentil' :D

biarkan terbang

Rabbiy, izinkanlah energi positifMu senantiasa mengalir bersama tiap-tiap sel darah merah dalam tubuhku, melewati setiap milinya sehingga energi itu akan senantiasa mengiringi setiap hela nafas serta serat-serat otot kakiku untuk berlari kencang kemudian terbang mencari cintaMu,,,,